Rabu, 16 November 2011

Abdullah bin Zubair : Seorang tokoh syahid yang luar biasa

Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu adalah cucu Abi bakar ash Shiddiq Radhiallahu anhu, karena ia adalah putera dari Asma bintu abu Bakar ash Shiddiq Radhiallahu anhuma. Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu adalah pejuang yang tangguh dan gagah berani. Ia dilahirkan di bumi hijrah, yakni di kota Madinah pada tahun 1 hijriah. Ketika ibunya, Asma Radhiallahu anha turut berhijrah ke Madinah, Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu masih dalam kandungan. Setibanya di Quba (Sebuah desa yang terletak di luar kota Madinah), Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu dilahirkan ke dunia. Bayi Abdullah bin Zubair segera dibawa memasuki kota Madinah. Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam menerima bayi Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu di rumahnya. Beliau menimangnya. Kaum muslimin berkumpul dan membawa bayi yang dalam gendongan itu berkeliling kota sambil membaca tahlil dan takbir. Kaum muslimin merasa bahagia dengan kelahiran Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu, karena orang-orang yahudi di Madinah mengeluarkan isu bahwa para dukun mereka telah mengeluarkan sihir kepada kaum muslimin yang akan membuat mereka mandul. Kelahiran Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu membantah dengan telak kebohongan orang-orang yahudi tersebut.

Pemuda Shalih yang gagah berani

Semasa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam hidup, Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu belumlah dewasa, sebab Rasulullah shalallahu alaihi wa salam wafat tahun 11 hijriah, berarti Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu berusia 11 tahun ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa salam wafat. Karena kedekatan keluarganya dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam, Maka Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu tumbuh pesat menjadi anak yang cerdas dan kuat imannya. Ia terdidik tekun beribadah, hidup sederhana dan gagah berani. Semakin bertambah usia, Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu semakin menjad pemuda yang tangguh.
Saat usianya 17 tahun, Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu turut berjuang sebagai pahlawan Islam dalam upaya pembebasan Afrika, Andalusia (spanyol), dan Konstantinopel (istanbul, Turki). Kepahlawanan Abdullah bin Zubair Radhiallahu anhu tidak terlupakan dalam catatan sejarah Islam saat Khalifah Utsman bin Affan Radiallahu anhu mengirim pasukan muslimin untuk membebaskan benua afrika dari kekuasaan raja Barbar yang kafir. Dalam pertempuran di Afrika, waktu itu jumlah kaum muslimin yang dikomandani oleh Abdullah bin Abi Sarah hanya berkekuatan 20.000 tentara harus menghadapi musuh sebanyak 120.000 tentara. Pertempuran pun berkecamuk, dan pihak Islam terancam dengan besarnya kekuatan bala tentara musuh. Pasukan musuh dipimpin langsung oleh raja Barbar. Terus menerus sang raja itu berseru terhadap tentaranya dan membangkitkan semangat mereka untuk bertempur hingga mati tanpa rasa gentar.

Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu mengetahui betapa besarnya peran raja Barbar dalam mengobarkan semangat perang anak buahnya. Maka Abdullah radhiallahu anhu berpikir bahwa kekuatan musuh akan mudah dilumpuhkan jika sang raja berhasil dihentikan. Raja Barbar dikelilingi oleh pasukan pengawal yang tangguh. Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu tidak gentar, ia bermaksud menyerang raja Barbar. Dipanggilnya sebagian kawan kawannya, lalu Abdullah radhiallahu anhu berseru, "lindungi punggungku dan mari menyerbu bersamaku!" . Dengan bekal keberanian dan kepintarannya bertempur, Abdullah radhiallahu anhu dan kawan kawannya berhasil menerobos ke arah raja Barbar. Mereka berhasil merobohkan para pengawal raja. Selanjutnya Abdullah radhiallahu anhu menyerang sang raja dengan sabetan pedangnya hingga raja itu jatuh tersungkur. Kemudian secepatnya bersama kawan-kawannya, ia mengepung tentara yang berada di sekeliling rajanya yang telah sekarat dan menghancurkan mereka. Sejurus kemudian dikumandangkan takbir kemenangan, "Allahu Akbar...!"
Ketika pasukan muslimin melihat bendera mereka berkibar di tempat raja Barbar berada, tahulah mereka bahwa kemenangan telah tercapai. Mereka kemudian bertempur lagi dengan penuh semangat dan dengan pertolongan Allah Ta'ala, pasukan muslimin meraih kemenangan.
Setelah peperangan usai, Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu di perintahkan oleh pemimpin kaum muslimin untuk menyampaikan berita kemenangan itu kepada khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu di Madinah.

Keshalihan Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu

Ketekunan Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu sangat dikenal di kalangan para shahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam. Ia Dikenal tekun beribadah puasa dan shalat malam. Puncak pengabdiannya adalah jihad fii sabilillah. Abdullah ibnu Abbas radhiallahu anhu, sepupu Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam, yang ahli dalam tafsir al Qur'an bersaksi tentang keutamaan Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu. Ibnu Abbas berkata, " Ia adalah seorang pembaca Kitabullah dan pengikut sunnah Rasulullah. Ia tekun beribadah kepada-Nya dan berpuasa di siang hari karena takut kepada-Nya..."
Demikianlah sepanjang hidup Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu digunakan untuk mengabdikan diri kepada Allah Ta'ala dengan beribadah dan membela agamanya. Nama Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu tetap harum sepeninggalnya pada tahun 70 hijriah. Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu terbunuh di tanah suci Mekkah al-Mukarromah oleh serbuan kelompok lawannya. Ibunda Abdullah bin Zubair radhiallahu anhu tabah menerima takdir anaknya wafat mendahului dirinya. Saat Abdullah bin Zubair wafat, Asma binti abu bakar radhiallahu anhuma, ibundanya berusia 97 tahun. Semoa Allah Ta'ala meridhai mereka...

ditulis ulang dari Majalah anak Islam al-Wildan edisi 11 tahun V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar