Kamis, 17 November 2011

Anak Penjual Nasi Itu Membuat Bangga SBY

Peraih Nilai UN SMP Tertinggi di Indonesia

DENPASAR- Ibunda dari Ni Kadek Indra Puspayanti hanyalah seorang penjual nasi campur. Namun, di balik kesederhanaan Kadek, ada prestasi yang membuat bangga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kadek dan temannya Ni Made Yuli Lestari meraih nilai UN SMP tertinggi di Indonesia, yaitu 9,95. SBY pun langsung menelepon mereka.

Presiden menelepon siswi yang berasal dari Provinsi Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah dari pendopo kediaman pribadinya, di Puri Cikeas Indah, Bogor, Sabtu (8/5) siang
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja lengan pendek berwarna hijau didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan Wakil Mendiknas Fasli Djalal.

Dialog melalui telepon itu, dilakukan oleh Presiden dengan perwakilan dari Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dialog melalui telepon berlangsung lebih kurang 15 menit untuk setiap provinsinya.
Pembicaraan telepon pertama dilakukan dengan perwakilan dari Provinsi Bali. Nilai rata-rata nasional tertinggi 9,38 dicapai oleh SMPN 1 Denpasar.

Siswa dengan nilai lulusan tertinggi, yaitu Ni Made Yuli Lestari nilai 9,95 dari SMPN 1 Gianyar dan Ni Kadek Indra Puspayanti nilai 9,95 dari SMPN 1 Abiansemal.
Telewicara SBY dengan dua Siswa peraih nilai UN SMP tertinggi, berlangsung di Gedung Jaya Sabha, Jl Surapati, Denpasar, Sabtu (8/5). Mereka didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika, kepala sekolah, dan orangtua.

SBY menyatakan gembira dengan prestasi Bali karena meraih 4 medali emas dalam UN sementara Jawa Timur dan Jawa Tengah mendapat masing-masing satu emas. Bali meraih medali untuk tingkat kelulusan tertinggi (98,6 persen), sekolah dengan rata-rata nilai tertinggi (9,38), dua emas lagi untuk siswa dengan nilai tertinggi (9,95). “Saya ucapkan selamat atas prestasi besar yang telah dicapai Bali,” kata SBY.

SBY pun mengucapkan selamat untuk Yuli dan Kadek. “Saya ucapkan selamat. Bagaimana perasaan Yuli? Bagaimana perasaan Kadek?” tanya SBY.
“Saya sangat bangga karena dapat nilai tertinggi,” jawab Yuli.
“Saya sangat bangga,” jawab Kadek.

Kadek dan Yuli bahkan meraih nilai sempurna 10, untuk Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. SBY pun lalu menanyakan persiapan mereka menghadapi ujian.
“Bagaimana persiapan waktu ujian?” tanya SBY lagi.

“Saya sudah persiapan sejak semester dua dengan latihan soal-soal ujian,” kata Yuli dan diikuti Kadek dengan jawaban serupa.

Presiden SBY pun lalu memberikan selamat untuk Kepala SMPN 1 Gianyar AA Gde Agung. Menurut Agung, sekolah mereka memberikan bimbingan belajar untuk menyambut UN. “Di Nasional kami telah empat kali menjadi juara, salah satunya NIM tertinggi di Indonesia,” kata Gde Agung.
Pembicaraan telepon kedua dilakukan dengan perwakilan dari Tulung Agung, Jawa Timur. Nilai rata-rata nasional tertinggi di Tulung Agung adalah 9,38 yang dicapai oleh SMPN 1 Tulung Agung.
Pembicaraan dilakukan menggunakan telepon genggam Kepala Sekolah SMPN 1 Tulung Agung Bambang Agus Susetyo.

Presiden juga menelepon Fitriyan Dwi Rahayu, siswi SMPN 1 Karanganyar, Kebumen. Fitriyan adalah salah satu dari 5 siswa SMP yang meraih nilai UN tertinggi di Indonesia.
Melalui telewicara, Presiden SBY berdialog dengan Fitriyan yang berada di SMPN 1 Karanganyar bersama orangtua dan para guru. “Saya bangga atas prestasi sekolah ini dan kepada ananda Riyan (Fitriyan) karena mendapat medali emas,” kata SBY.

Fitriyan mendapat nilai sempurna 10 untuk Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA. Untuk pelajaran Bahasa Inggris, Fitriyan mendapat nilai 9,8. “Wah! Itu mengalahkan Bahasa Inggris Pak SBY!” kata Presiden disambut tepuk tangan hadirin di SMPN 1 Karanganyar, termasuk Bupati Kebumen Nashiruddin.

Usai berbincang dengan Presiden SBY, Fitriyan mengaku senang dengan apa yang telah diperolehnya saat ini. “Saya tidak pernah menyangka akan dapat berbincang langsung dengan Bapak Presiden,” jelasnya.

Fitriyan, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga sederhana pasangan Cipto Raharjo (51) dan Sukarni Mugi Rahayu (43) warga Desa Jatiluhur, Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah. Orangtuanya adalah pengurus perpustakaan Desa Kebumen. Nah, sambil membantu orangtua, Fitriyan ikut membaca buku perpustakaan yang membantunya dalam belajar dan mengerjakan soal UN.(net/bbs)

Sumber: http://www.hariansumutpos.com/2010/05/anak-penjual-nasi-itu-membuat-bangga-sby.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar